29.10.15

Mengenal Lembuswana, Makhluk Mitologi Dari Kutai Kartanegara

Mengenal Lembuswana, Makhluk Mitologi Dari Kutai Kartanegara
Ilustrasi
Jika anda pernah berkunjung ke Museum Mulawarman di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pasti anda akan melihat sesosok patung berukuran besar berwarna keemasan di depan museum, patung tersebut adalah patung Lembuswana yang dikenal sebagai makhluk legenda penguasa sungai Mahakam. 

Patung Lembuswana tersebut merupakan maha karya dari seniman terkenal Burma pada pertengahan abad ke-19. Namun, kehadirannya menghiasi pelataran kedaton Kutai Kartanegara dimulai sejak awal abad ke-20.

Lembuswana adalah makhluk dalam mitologi rakyat Kutai yang ada sejak zaman Kerajaan Kutai. Dikisahkan ratusan tahun silam Lembuswana muncul di Sungai Mahakam. Kemunculan Lembuswana ini sering dihubungkan dengan kisah klasik lahirnya Putri Karang Melenu yang muncul bersama makhluk mitologi itu dari dasar Sungai Mahakam. Kelak sang putri itu menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti dan dari sang putri lahirlah penerus-penerus dinasti Kutai Kartanegara. Leluhur warga Kutai mempercayai bahwa konon Lembuswana merupakan tunggangan sang raja Mulawarman, yang bertakhta sebagai raja Kutai sekitar 1.500 tahun silam.

Mengenal Lembuswana, Makhluk Mitologi Dari Kutai Kartanegara
Patung Lembuswana di depan Museum Mulawarman

Secara fisik Lembuswana dicirikan sebagai makhluk bermahkota, berkepala seperti singa, berbelalai seperti gajah, bersayap seperti burung garuda, tubuhnya bersisik seperti ikan, dan kakinya bertaji seperti ayam. Mahkota pada Limbuswana melambangkan keperkasaan dan kekuasaan seorang raja yang dianggap sebagai dewa, sedangkan belalai gajah merupakan perlambangan dari dewa Ganesha sebagai dewa kecerdasan.

Lembuswana menjadi lambang Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai Kartanegara. Lembuswana merupakan makhluk mitologi yang disucikan, Lembuswana adalah wahana Batara Guru yang disebut dalam falsafah ”paksi leman gangga yakso” yang dapat pula diartikan bahwa setiap orang seharusnya memiliki sifat-sifat mulia pengayom rakyat. Lembuswana telah meretas masa, dari sejak zaman kerajaan Hindu sampai kasultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, namun makna yang tersampaikan bagi warga Kutai tetap tidak berubah, sosok ini mengikhtisarkan bahwa pemimpin yang mulia seharusnya mengayomi rakyat.

0 komentar

Posting Komentar

Recommended

Mengenal Uang ORI Sebagai Cikal Bakal Uang Rupiah

ORI atau Oeang Republik Indonesia adalah mata uang pertama yang dimiliki oleh   Republik Indonesia seusai mencapai merdekaan. Pada masa awal...